JokoKendil, Si Periuk Nasi = Joko Kendil, The Rice Pot Empat k Kecil-Kecil Kompak dan Kreatif : Kampung Satwa Rahasia Dari Laut Cerita Rakyat Jawa Barat Dongeng Dunia Binatang : Gajah dan Landak Moly's Dorayaki = Dorayaki Moly Dongeng Klasik Sulawesi Tenggara Pangeran Yamato Take : Dongeng-Dongeng Klasik Dari Negeri Jepang Dongeng Klasik Aceh
Solo - Sosok pria berpakaian serba hitam yang disebut Joko Kendil viral di media sosial. Pria yang disebut-sebut sebagai pengembara asal Kabupaten Grobogan itu dikabarkan berada di wilayah Lasem, Rembang, Rabu 26/10/2022.Untuk diketahui, Joko Kendil merupakan salah satu tokoh dalam cerita rakyat dari Jawa Tengah. Saking kondangnya, nama Joko Kendil juga dipakai untuk nama kereta kuno yang dibeli perusahaan Belanda sebelum Indonesia merdeka. Berikut kisah tentang cerita rakyat Joko Kendil dan sejarah kereta Djoko Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda. Sedangkan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh Joko Kendil mendapat julukan itu lantaran wajah dan postur tubuhnya yang disebut mirip kendil. Dalam buku Cerita Provinsi Jawa Tengah Joko Kendil disebutkan bahwa Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Ternyata, Joko Kendil terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Berikut dari buku yang diterbitkan KYTA itu, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Tengah. Raja itu punya satu permaisuri dan seorang selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Maka itu, setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri itu akhirnya memantik kecurigaan sang raja. Saat permaisuri kembali hamil, raja menjaganya dengan sangat ketat. Kondisi itu membuat si selir gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu saat permaisuri melahirkan, bayinya berparas jelek dan kepalanya mirip kendil. Namun, permaisuri tetap merawat bayinya dengan penuh seorang peramal, untuk melepaskan sihirnya, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kerajaan. Akhirnya Joko Kendil dirawat oleh sosok bernama Mbok Joko Kendil dewasa, desanya menerima kunjungan raja dari negeri seberang yang membawa tiga putrinya. Jatuh cinta pada salah satu putri itu, Joko Kendil pun meminta Mbok Rondho untuk Rondho kemudian menemui Raja Asmawikana dan meminta izin ke negeri seberang untuk melamarkan Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok dengan itu, raja di negeri seberang bermimpi mendapatkan sebuah kendi yang berubah menjadi kesatria tampan setelah diserahkan kepada anak cerita, kedatangan Mbok Rondho dan Joko Kendil disambut baik dan diterima menjadi suami putri bungsu raja tersebut. Di tengah pesta pernikahan, Joko Kendil akhirnya terbebas dari sihir. Dia berubah menjadi seorang pria yang sangat Kereta Djoko KendilNama Djoko Kendil dipakai untuk kereta bernomor seri SS9000 yang dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen pada tahun 1938 dari pabrik Beynes Belanda. Kereta ini dibeli dengan tujuan untuk melengkapi kereta mewah Nacht Expres. Kereta Nacht Expres diresmikan 1 November dari situs Kereta Nacht Expres expres malam menjelajahi rute Surabaya-Jogja-Purwokerto-Jakarta dalam waktu 11 jam 27 menit. Kereta seri SS9000 merupakan kereta dengan fasilitas tempat tidur yang dilengkapi sistem penyejuk udara. Kereta ini panjangnya 20 usia yang semakin tua, kereta-kereta seri SS9000 mulai terpinggirkan dan turun kelas menjadi kereta penumpang kelas ekonomi dan kereta kereta-kereta bekas SS9000 merupakan peninggalan yang sarat nilai sejarah, maka Balai Yasa Surabaya Gubeng merehabilitasi dua kereta bekas SS9000 yang tersisa menjadi kereta mewah. Rehabilitasi itu dimulai awal 2008."Agar mudah diingat, dua kereta bekas SS9000 ini diberi nama baru yaitu Djoko Kendil. Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa," dikutip dari 28 April 2009, Kereta Djoko Kendil mendapat kehormatan membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa menteri, dari stasiun Tanjung Priuk ke stasiun Pasar Senen. Sebelum naik ke Kereta Djoko Kendil, Presiden SBY terlebih dahulu meresmikan selesainya renovasi stasiun Tanjung Priuk. Simak Video "Heboh Joko Kendil Musafir Asal Grobogan Naik Mobil Polisi" [GambasVideo 20detik] dil/sip
Meskipunkemunculan karakter-karakter tersebut hanya satu kali karena bentuk penyajian buku ini seperti cerita pendek, tetapi di dalam setiap penyajian jalan cerita nya sungguh sangat mengena layaknya drama sit-kom yang menceritakan kehidupan sehari-hari. (Jawa, Sulawesi & Bali) dalam format bilingual Siapa punya kuali panjang (cetakan
Banyak sekali dongeng dari Jawa Tengah yang telah kakak terbitkan. Salah satu yang menarik dan akan kakak posting hari ini adalah cerita rakyat Joko Kendil. Dongeng Joko Kendil memerikan kita banyak pelajaran berharga. Yuk kita ikuti bersama sampai selesai. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan daripada digunakan untuk menanak nasi. Tahun demi tahun Joko Kendil bertambah umur dan semakin dewasa. Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anaknya yang berbentuk kendil. Ibunya semakin bingung lagi ketika Joko Kendil menyatakan hanya mau menikah dengan puteri raja. “Apa keinginanmu tidak keliru, anakku? Engkau anak orang miskin, bentuk tubuhmu seperti kendil. Mana mungkin puteri raja mau menikah denganmu?” kata ibunya. Tapi Joko Kendil tetap mendesak untuk segera melamarkan puteri raja untuknya. Akhirnya pada hari yang ditentukan Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Sang raja mempunyai tiga orang puteri yang cantik jelita. Ibu Joko Kendil dengah hati-hati menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk melamar salah seorang puteri raja. Sang raja sangat terkejut tetapi dengan bijaksana Ia menanyakan jawabannya kepada ketiga puterinya itu. “Puteriku, Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati, adakah di antara kalian yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil?” “Ayahanda, saya tidak sudi menikah dengan anak desa yang miskin itu,” jawab Dewi Kantil ketus. “Saya pun tidak mau menikah dengan makhluk aneh itu. Saya hanya mau menikah dengan putera mahkota yang tampan dan kaya raya,” jawab Dewi Mawar dengan nada sombong. Sang raja pun mengalihkan pandangannya kepada Dewi Melati. “Ayahanda, mohon restui saya. Lamarannya saya terima dengan sepenuh hati,” jawab Dewi Melati. Mendengar jawaban Dewi Melati mengagetkan itu, sang raja pun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepati janjinya. Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini Iangsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan itu, sang raja pun tertegun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepatijanjinya. “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini langsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Joko Kendil pun resmi menjadi suami Dewi Melati dan mereka hidup berbahagia. Namun kebahagiaannya selalu terganggu dengan ejekan dan cemoohan kedua kakaknya. “Lihat, suami Dewi Melati jalannya menggelinding seperti bola,” kata Dewi Kantil yang sengaja bicara dengan keras agar terdengar oleh adiknya. “Wajahnya jelek, tubuhnya aneh, Iebih tepat untuk tempat buang sampah saja,” sambung Dewi Mawar. Semua ejekan itu diterima dengan tabah dan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Pada suatu hari, raja mengadakan perlombaan ketangkasan dan keterampilan menggunakan senjata sambil berkuda. Seluruh keluarga kerajaan menyaksikan lomba itu. Akan tetapi Joko Kendil tidak terlihat di arena perlombaan karena sakit. Dewi Melati pun duduk sendirian. “Hore! Hore!” teriak para penonton membahana saat melihat para panglima dan pangeran dari berbagai negeri memperlihatkan keahliannya. Di tengah-tengah kemeriahan lomba ketangkasan, tiba-tiba penonton terpesona melihat kedatangan seorang ksatria tampan dan gagah perkasa yang sedang memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang gemerlapan dan naik kuda tunggangan yang gagah perkasa pula. Dewi Kantil dan Dewi Mawar Iangsung terpesona hatinya dan berusaha menarik perhatian pangeran itu. Mata mereka melirik Dewi Melati yang duduk termangu sendirian. Dongeng dari Jawa Tengah – Cerita Rakyat Joko Kendil “Hanya kita yang pantas bersanding dengan Pangeran tampan itu. Lihat, adik kita sedang termenung memikirkan kendil pujaannya,” ejek Dewi Mawar sambil mencibir ke arah Dewi Melati. Karena tak tahan menerima ejekan kedua kakaknya maka Dewi Melati pun meninggalkan arena perlombaan dan lari kekamarnya. Ketika masuk kamar, Dewi Melati tidak melihat suaminya yang terbaring sakit, melainkan hanya melihat sebuah kendil yang kosong. “Kendil ini yang membuatku selalu dihina sehingga membuatku sedih. Lebih baik kuhancurkan saja!” teriak Dewi Melati sambil menghempaskan kendil itu ke Iantai sampai hancur berkeping-keping. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba. “Siapa kamu, mengapa ada di kamarku?” tanya Dewi Melati terkejut. “Akulah Joko Kendil suamimu,” ucap sang Pangeran. Sang Pangeran pun menceritakan bahwa tubuhnya yang berbentuk kendil itu adalah kehendak Dewata. Tubuhnya akan kembali seperti semula apabila ada seorang puteri raja yang tulus bersedia menikah dengannya. Dewi Melati begitu takjub mendengar cerita itu dan Iangsung memeluk suaminya dengan bahagia. Kejadian itu membuat Dewi Kantil dan Dewi Mawar malu sekaligus iri atas keberuntungan adiknya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah adalah Kita tidak boleh menghina orang yang nasibnya kurang beruntung. Seharusnya kita menolongnya dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menghargai sesama tanpa berprasangka buruk. Temukan Cerita Rakyat Jawa Tengah terbaik lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak Ande-Ande Lumut
TheJombang Taste kembali membagikan cerita rakyat Jawa Timur untuk Anda. Kali ini berkisah mengenai legenda Joko Tole dari Pulau Madura. Bupati Sumenep mempunyai seorang putri bernama Dewi Ragil Kuning. Putri tersebut juga dikenal sebagai Dewi Saini atau Putri Kuning. la cantik dan halus budinya.
Joko Kendil adalah putra raja Asmawikana dari Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah, Indonesia, yang lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil. Kedhil dalam bahasa Jawa berarti panci atau periuk. Menurut cerita, Joko Kendil mengalami cacat akibat disihir oleh seorang dukun sejak ia masih dalam rahim ibundanya. Meski keadaannya demikian, Joko Kendil berhasil menikah dengan seorang putri raja yang cantik nan rupawan. *** Dikisahkan di daerah Jawa Tengah, Indonesia, hiduplah seorang raja bernama Asmawikana yang bertahta di Kerajaan Ngambar Arum. Raja Asmawikana mempunyai seorang permaisuri bernama Prameswari dan seorang selir bernama Dewi Dursilawati. Namun ia belum mempunyai seorang putra mahkota yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan. Hal ini membuat hati sang Raja menjadi sedih. Setiap hari ia selalu duduk termenung di singgasananya. Sebenarnya, Prameswari sudah dua kali mengandung, tetapi dua kali juga keguguran. Penyebab Prameswari keguguran karena ulah Dewi Dursilawati yang iri hati kepadanya. Ia mencampuri racun ke dalam makanan dan minuman Prameswari secara diam-diam. Dewi Dursilawati melakukan hal itu karena ia menginginkan putra yang lahir dari rahimnyalah yang akan menggantikan kedudukan Raja Asmawikana kelak. Pada suatu sore, ketika Raja Asmawikana sedang duduk termenung di singgasananya, tiba-tiba muncul perasaan curiga terhadap selirnya Dewi Dursilawati. “Wah, jangan-jangan Dewi Dursilawati telah mencampurkan racun ke dalam makanan Prameswari,” pikirnya. Sejak itu, Raja Asmawikana selalu memperhatikan kesehatan Prameswari, khususnya dalam hal makanan. Ketika Prameswari mengandung putranya yang ketiga, ia pun memerintahkan kepada para dayang-dayang istana agar memeriksa makanan dan minuman yang akan dihidangkan kepada Prameswari dan mengawasi sang permaisuri pada saat makan. “Wahai, Dayang-dayang! Ingat, jangan biarkan permaisuri Prameswari makan dan minum tanpa sepengetahuan kalian! Kalian harus mengawasi semua hidangan yang akan disantapnya!” titah Raja Asmawikana. “Baik, Baginda!” jawab dayang-dayang tersebut serentak. Sejak itu, segala kebutuhan makanan dan minuman Prameswari senantiasa dalam pengawasan para dayang- dayang istana. Dengan demikian, Dewi Dursilawati tidak dapat lagi meracuni Prameswari. Namun, selir raja yang licik itu tidak kehabisan akal. Ia pergi ke seorang nenek dukun untuk meminta bantuan agar menyihir bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari. “Hai, Nenek Dukun! Aku ingin meminta bantuanmu! Sihirlah bayi yang ada di dalam kandungan Prameswari supaya menjadi cacat!” pinta Dewi Dursilawati. Nenek sihir itu pun bersedia mengabulkan permintaan Dewi Dursilawati. Begitu kandungan Prameswari berusia sembilan bulan, dukun itu menyihir bayi yang tak berdosa itu. Tak berapa lama kemudian, Prameswari pun melahirkan seorang anak laki-laki. Alangkah terkejutnya keluarga istana, terutama Raja Asmawikana, ketika melihat putranya lahir dalam keadaan cacat, yaitu kepalanya berbentuk kendil panci. Ia dan permaisurinya sangat sedih melihat keadaan putra mereka. Sang Permaisuri menangis siang dan malam. Meski demikian, mereka tetap menerima keadaan itu dengan lapang dada. Bayi yang diberi nama Joko Kendil itu mereka rawat dengan penuh kasih sayang. Namun, Raja Amawikana tidak ingin putranya cacat seumur hidup. Untuk itu, ia pun memerintahkan pengawalnya untuk memanggil seorang pertapa yang terkenal sakti mandraguna untuk melihat keadaan putranya. Pada suatu hari, pertapa itu pun datang ke istana menghadap kepada Raja Asmawikana. “Ampun, Gusti! Apa yang bisa hamba bantu?” tanya pertapa itu sambil memberi hormat. Raja Asmawikana pun menceritakan perihal keadaan putranya yang lahir dalam keadaan cacat itu. “Wahai, Pertapa! Apakah kamu mengetahui penyebab penyakit yang diderita putraku? Apakah penyakitnya masih bisa disembuhkan?” tanya Raja Asmawikana dengan perasaan haru. “Ampun, Gusti! Menurut pengetahuan hamba, putra paduka terkena sihir. Sebaiknya paduka menitipkan putra paduka kepada seorang nenek yang bernama Mbok Rondho. Ia tinggal di pinggir sungai di wilayah perbatasan kerajaan paduka. Suatu hari kelak, putra paduka akan menjadi kesatria setelah menikah dengan seorang putri raja,” ramal pertapa itu. “Terima kasih atas bantuanmu, Pertapa!” ucap Raja Asmawikana. Setelah mendapat saran dari sang pertapa, Raja Asmawikana segera mengirim utusan untuk menitipkan putranya kepada Mbok Rondho. Ia juga memerintahkan beberapa pengawalnya yang lain untuk menangkap dukun yang telah menyihir putranya untuk dihukum pancung. Namun sayang, dukun itu telah kabur dari rumahnya untuk menyelamatkan diri. Rupanya, Dewi Dursilawati telah memberitahu perihal penangkapan itu kepada si dukun. Sementara itu di tempat lain, para utusan raja telah tiba di rumah Mbok Rondho untuk menyerahkan Joko Kendil. “Mbok Rondho! Kami adalah utusan Raja Asmawikana. Kanjeng Gusti memerintahkan kami untuk menitipkan putranya kepada Mbok. Sebagai ucapan terima kasih, Kanjeng Gusti juga menitipkan emas, intan, dan permata untuk bekal hidup Mbok bersama Joko Kendil,” pesan salah seorang utusan. Mbok Rondho pun menerima Joko Kendil dengan senang hati. Ia berjanji akan merawat dan membesarkan Joko Kendil dengang penuh kasih sayang. Sejak itu, Joko Kendil berada di bawah asuhan Mbok Rondho. Ketika Joko Kendil berumur belasan tahun, Mbok Rondho sering mengajaknya ke pasar dan ke ladang. Joko Kendil adalah anak yang rajin, baik hati, dan suka membantu orang-orang yang sedang kesusahan. Tak heran, jika semua orang sayang kepadanya. Waktu berjalan begitu cepat. Joko Kendil pun tumbuh menjadi pemuda dewasa. Ia pun semakin rajin membantu ibu angkatnya bekerja di ladang. Ia juga suka membantu masyarakat di sekitarnya yang membutuhkan tenaganya. Pada suatu hari, raja dari negeri seberang dengan rombongannya sedang mengadakan rekreasi di sungai di dekat Dusun Kasihan tempat tinggal Mbok Rondho dan Joko Kendil. Dalam rombongan tersebut hadir pula permaisuri dan putrinya yang jelita bernama Putri Ngapunten. Masyarakat Dusun Kasihan pun berbondong- bondong untuk melihat rombongan raja yang sedang berekreasi tersebut. Tak terkecuali Joko Kendil dan Mbok Rondho. Saat pertama kali melihat Putri Ngapunten, Joko Kendil pun langsung jatuh hati. Ia terus menatap wajah putri raja yang cantik nan rupawan itu hingga rombongan raja tersebut kembali ke negerinya. Bahkan, di sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya, wajah cantik Putri Ngapunten selalu terbayang-bayang di hadapannya. Joko Kendil benar-benar jatuh hati kepada Putri Ngapunten dan berniat untuk meminangnya. Setibanya di rumah, ia pun menyampaikan niat tersebut kepada ibu angkatnya. “Bu! Joko jatuh hati kepada putri raja dari negeri seberang itu. Bersediakah Ibu melamarnya untukku?” pinta Joko Kendil. Alangkah terkejutnya Mbok Rondho mendengar permintaan putra angkatnya itu. “Ah, kamu jangan meminta yang aneh-aneh, Putraku! Mana mungkin Raja Negeri Seberang itu akan menerima pinanganmu dengan keadaanmu seperti ini. Apalagi dia itu putri raja satu-satunya. Sebaiknya, kamu urungkan saja niatmu itu, Putraku!” kata Mbok Rondho menasehati Joko Kendil. “Tidak, Bu! Apa salahnya jika Ibu mencobanya dulu,” desak Joko Kendil. Mulanya, Mbok Rondho menolak untuk memenuhi permintaan Joko Kendil. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun bersedia untuk memenuhi permintaan putra kesayangannya itu. Ia pun segera ke istana untuk menyampaikan niat Joko Kendil kepada Raja Asmawikana. Penguasa Kerajaan Ngambar Arum yang bijak itu pun menyetujuinya. “Baiklah, Mbok Rondho! Aku merestui putraku menikah dengan Putri Ngapunten. Tapi, aku mohon Mbok Rondho yang datang ke Kerajaan Seberang untuk meminang putri raja itu. Aku akan menyiapkan segala keperluan pinangan ini dan mengutus beberapa pengawalku untuk mendampingimu ke sana,” pinta Raja Asmawikana. Mbok Rondho pun tidak kuasa untuk menolak permintaan Raja Asmawikana. Pada hari yang telah ditentukan, Mbok Rondo bersama utusan raja pun berangkat ke Kerajaan Seberang dengan membawa perhiasan emas dan intan permata untuk dipersembahkan kepada putri raja. Pada malam sebelum Mbok Rondho berangkat ke Kerajaan Seberang, Joko Kendil berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar pinangannya diterima. Berkat doanya tersebut, Tuhan pun membuka hati Raja Negeri Seberang melalui mimpi. Suatu malam, sang Raja bermimpi kejatuhan sebuah kendil. Ajaibnya, ketika kendil itu diberikan kepada putrinya, kendil itu tiba-tiba berubah menjadi seorang kesatria yang gagah dan tampan. Raja Negeri Seberang pun berharap mimpi tersebut menjadi kenyataan. Maka, ketika Mbok Rondho bersama utusan Raja Asmawikana datang meminang putrinya, ia pun langsung menerimanya. “Pinangan Joko Kendil saya terima. Kembalilah ke negeri kalian untuk menyampaikan berita gembira ini kepada Raja Asmawikana! Sampaikan kepadanya bahwa pesta pernikahan Joko Kendil dengan putriku akan dilaksanakan pekan depan!” seru Raja Negeri Seberang. “Baik, Gusti!” ucap Mbok Rondho dengan senang hati. Mbok Rondho bersama utusan raja pun mohon diri kembali ke istana untuk menemui Raja Asmawikana. Mendengar berita gembira tersebut, Raja Asmawikana segera memerintahkan seluruh pengawalnya untuk menyiapkan segala keperluan pesta pernikahan putranya. Pada hari yang telah ditentukan, pesta pernikahan Joko Kendil dengan Putri ngapunten pun dilangsungkan dengan meriah di istana Negeri Seberang. Pesta tersebut dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dan tari. Undangan yang hadir pun datang dari berbagai penjuru negeri. Ketika Joko Kendil dan Putri ngapunten sedang duduk bersanding di atas pelaminan, para undangan tiba-tiba menjadi gaduh. Banyak di antara mereka yang menyesali atas pernikahan tersebut, karena kedua mempelai bukanlah pasangan yang serasi. Putri ngapunten adalah seorang putri raja yang cantik nan rupawan, sedangkan Joko Kendil putra raja yang memiliki bentuk kepala yang sangat buruk, yakni menyerupai kendil. Di tengah kegaduhan tersebut, tiba-tiba terjadi peristiwa ajaib. Joko Kendil tiba-tiba menghilang entah ke mana, sehingga Putri ngapunten tampak duduk seorang diri di atas pelaminan. Beberapa saat kemudian, tiba- tiba seorang pemuda tampan dan gagah muncul di antara kerumunan undangan, lalu berjalan menuju ke pelaminan dan duduk di samping Putri ngapunten. Para undangan tersentak kaget bercampur rasa senang ketika menyaksikan peristiwa ajaib itu. Mereka baru menyadari bahwa ternyata Joko Kendil adalah seorang putra raja yang tampan dan gagah. Akhirnya, pesta pernikahan berlanjut dengan suasana meriah. Para undangan pun merasa senang dan gembira menyaksikan kedua mempelai pengantin yang duduk di pelaminan. Kini, kedua mempelai tersebut telah menjadi pasangan yang sangat serasi. Mereka hidup bahagia dan harmonis dalam menjalani bahtera rumah tangga. Tidak lama setelah menikah, Joko Kendil dinobatkan menjadi raja untuk menggantikan ayahandanya yang usianya sudah mulai udzur. Seluruh keluarga istana merasa sangat bahagia atas penobatan Joko Kendil sebagai raja, kecuali Dewi Dursilawati. Ia merasa dengki dan iri hati, karena belum mendapat seorang putra yang diharapkannya untuk menjadi raja. Karena perasaan dengki itu, ia berniat untuk mencelakai istri Joko Kendil. Namun, niat busuk itu terlebih diketahui oleh Raja Asmawikana melalui petunjuk dari sang pertapa, sehingga ia gagal melaksanakannya. Ia melarikan diri masuk ke dalam hutan, karena takut mendapat hukuman dari Raja Asmawikana. Pada saat itulah, ia terperosok masuk ke dalam jurang dan tewas seketika. *** Demikian KISAH JOKO KENDIL dari daerah Jawa Tengah, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang di dalam terkandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai moral yang terkandung di dalam cerita di atas adalah sifat dengki, yaitu suatu sifat yang tidak senang atas keberhasilan atau kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk mecelakainya. Sifat dengki ini harus kita jauhi, karena ia bagaikan racun yang dapat mengubah rasa kasih sayang menjadi kebencian, bahkan hingga ke pembunuhan sekalipun. Hal ini ditunjukkan oleh sifat Dewi Dursilawati yang merasa iri dan dengki terhadap Prameswari, sehingga ia selalu berusaha untuk mencelakai Prameswari dan bayinya. “ kalau suka iri mengiri, sahabat menjauh, saudara pun lari, kalau suka dengki mendengki, orang muak Tuhan pun benci”. Agatha Nicole Tjang – Ie Lien Tjang ©
Inilahdongeng tentang Joko Kendil cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. - Halaman 3. Rabu, 13 Juli 2022; Cari. Dongeng Joko Kendil Cerita Rakyat Jawa Tengah Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau
Dongeng Joko Kendil Cerita Rakyat Jawa Tengah - inilah dongeng tentang Joko Kendil cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah.
Padahal gudeg kendil, selain untuk mengawetkan, juga agar mudah dibawa sebagai oleh-oleh. Popularitas gudeg mulai bergaung, dimulai dari kalangan mahasiswa yang berkuliah di UGM. Otomatis, gudeg kembali dikenal sebagai makanan rakyat mulai dikenal lagi sejak Presiden Sukarno merealisasikan ide mendirikan UGM 1 Desember 1949 silam.
- Daerah Jawa Tengah memiliki beragama cerita rakyat. Salah satunya adalah Joko Kendil yang merupakan cerita rakyat Jawa ini menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki bentuk tubuh seperti kendil karena kehendak dewa. Berikut ini cerita rakyat Jawa Tengah, Joko Kendil Joko Kendil Bertubuh Kendil Pada dahulu kala di wilayah terpencil di Jawa Tengah, ada seorang janda miskin. Ia memiliki anak laki-laki yang bentuknya mirip periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk yang digunakan untuk menanak nasik disebut kendil. Karena, anak laki-laki itu mirip dengan kendil, maka ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Walaupun anaknya seperti kendil, tapi sang ibu tidak merasa malu maupun menyesal. Sebaliknya, ia bahkan menyayangi dengan tulus. Saat masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya, ia seorang jenaka dan disenangi teman-temannya. Suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya, diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. Seorang ibu memuji keindahan kendil yang dapat menjadi tempat kue dan buah-buahan. Ia tidak tahu bahwa kendil yang dimaksud adalah manusia. Setelah terisi penuh, kendil yang tidak lain Joko Kendil secara perlahan menggelinding keluar. Baca juga Legenda Danau Kelimutu, Cerita Adanya Tiga Warna Air Danau Melihat kejadian itu, orang-orang yang melihat berteriak ajaib!. Lantas, mereka berebutan untuk memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil semakin cepat menggelinding dan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil langsung menemui ibunya. Ibunya heran karena Joko Kendil membawa kue yang sangat banyak. Lalu, Joko Kendil menceritakan kejadian yang baru dialaminya. Semua kue yang dibawa pulang bukan hasil mencuri melainkan pemberian ibu-ibu dalam pesta perkawinan. Karena, kendil yang indah itu lebih tepat digunakan untuk menyimpan kue ketimbang untuk menanak nasi. Joko Kendil Melamar Puteri Raja Tahun demi tahun, Joko Kendil tumbuh semakin dewasa. Tapi, tubuhnya tidak berubah, ia tetap seperti kendil. Suatu hari, Joko Kendil mengutarakan keinginannya menikah pada ibuya. Ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anak berbentuk kendil. Ibunya semakin dibuat bingung, karena Joko Kendil hanya mau menikah dengan puteri raja. Ibu Joko Kendil menasehati anak laki-lakinya bahwa mereka orang miskin terlebih dengan bentuk tubuh kendil yang dimiliki Joko Kendil. Namun, Joko Kendil tetap mendesak untuk dilamarkan dengan puteri raja. Akhirnya pada hari yang ditentukan, Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Baca juga Legenda Batu Bagga, Kisah Anak Durhaka dan Perahunya yang Dikutuk Menjadi Batu Raja memiliki tiga orang puteri yang cantik jelita. Dengan hati-hati, ibu Joko Kendil menyampaikan maksudnya untuk melamar salah satu puteri sangat terkejut, tapi dengan bijaksana ia menanyakan jawaban kepada ketiga puterinya. Berbagai macam jawaban yang diberikan puterinya, yaitu Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati. Dewi Kantil menyatakan tidak sudi menikah dengan Joko Kendil sebagai anak desa yang miskin. Dengan nada sombong, Dewi Mawar mengatakan ingin menikah dengan putera mahkota yang tampan. Saat pandangan raja berpaling pada Dewi Melati, puteri raja ini meminta menerima lamaran Joko Kendil dengan sepenuh hati. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan, raja diam sejenak. Tapi, raja yang bijaksana memenuhi janjinya dan meresui permintaan Dewi Melati. Kabar ini lalu disampaikan pada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil berlangsung meriah. Mereka pun hidup bahagia. Namun kebahagian itu terganggung dengan ejekan dan cemooh kedua kakaknya. Semua ejekan itu diterima dengan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Baca juga Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang Suatu hari raja mengadakan lomba ketangkasan, namun Joko Kedil tidak terlihat dalam perlombaan itu karena sakit. Dewi Melati duduk sendirian. Sementara, penonton membahana melihat para pangeran dari berbagai negeri yang memperlihatkan keahliannya. Joko Kendil Menjadi Kesatria Tiba-tiba, penonton terpesona oleh seorang pangeran tampan yang gagah perkasa memasuki arena. Ia memakai pakaian kerajaan gemerlap dan menunggang kuda yang gagah perkasa. Dewi Kantil dan Dewi mawar langsung terpesona dan berusaha menarik perhatian kesatria. Dengan lirikan matanya ke arah Dewi Melati, keduanya tampak mengejek adiknya yang duduk sendirian. Karena tidak tahan ejekan kakaknya, Dewi Melati meninggalkan arena dan menuju kamarnya. Kemudian, ia menghancurkan kendil yang ada di kamarnya karena merasa ia selalu mendapat hinaan dengan adanya kendil tersebut. Setelah kendil hancur, muncul kesatria tampan persis seperti di arena perlombaan. Dewi Melati kaget dan menanyakan keberadaan kesatria tampan itu. Ternyata kesataria tampan adalah Joko Kendil, yang tubuhnya berbentuk kendil atas kehendak dewa. Baca juga Legenda Komodo di Labuan Bajo Tubuhnya akan kembali seperti semula, jika ada puteri raja yang tulus bersedia menikahinya. Dewi Melati takjub mendengar cerita suaminya dan langsung memeluknya. Sementara, Dewi Kantil dan Dewi Mawar merasa malu dan iri atas keberuntungan adiknya. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
JokoKendil merupakan cerita rakyat jawa tengah yang menjadi koleksi andalan kami. Salah satu cerita rakyat Indonesia yang memiliki Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat yang menarik. Kisah Rakyat Jawa Tengah Joko Kendil pun mengajarkan kita untuk tidak memandang seseorang dari
Kisah dongeng Joko Kendil adalah salah satu cerita rakyat yang sangat populer berasal dari Jawa Tengah. Kendil merupakan alat menanak nasi yang biasa digunakan oleh masyarakat Jawa pada zaman dahulu. Dalam Bahasa Indonesia kendil disebut dengan istilah periuk nasi. Nah, apa hubungan periuk nasi dengan cerita dongeng Joko Kendil? Mari kita simak dari cerita berikut ini, yuk! Kisah Dongeng Joko Kendil dari Jawa Tengah Joko Kendil Bertubuh Kendil Sumber Youtube Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya ia sangat menyayangi anaknya dengan tulus. Sumber Youtube Dongeng Kita Tahun demi tahun Joko Kendil bertambah umur dan semakin dewasa. Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anaknya yang berbentuk kendil. Ibunya semakin bingung lagi ketika Joko Kendil menyatakan hanya mau menikah dengan puteri raja. “Apa keinginanmu tidak keliru, anakku? Engkau anak orang miskin, bentuk tubuhmu seperti kendil. Mana mungkin puteri raja mau menikah denganmu?” kata ibunya. Tapi Joko Kendil tetap mendesak untuk segera melamarkan puteri raja untuknya. Akhirnya pada hari yang ditentukan Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Sang raja mempunyai tiga orang puteri yang cantik jelita. Artikel terkait Cerita Rakyat Mentiko Betuah dari Aceh yang Sarat Akan Pesan Moral Lamaran Joko Kendil terhadap Putri Raja Sumber Youtube Dongeng Kita Ibu Joko Kendil dengan hati-hati menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk melamar salah seorang puteri raja. Sang raja sangat terkejut tetapi dengan bijaksana Ia menanyakan jawabannya kepada ketiga putrinya itu. “Puteriku, Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati, adakah di antara kalian yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil?” ujar Sang raja. “Ayahanda, saya tidak sudi menikah dengan anak desa yang miskin itu,” jawab Dewi Kantil ketus. “Saya pun tidak mau menikah dengan makhluk aneh itu. Saya hanya mau menikah dengan putera mahkota yang tampan dan kaya raya,” jawab Dewi Mawar dengan nada sombong. Sang raja pun mengalihkan pandangannya kepada Dewi Melati. “Ayahanda, mohon restui saya. Lamarannya saya terima dengan sepenuh hati,” jawab Dewi Melati. Sumber Youtube Dongeng Kita Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan itu, sang raja pun tertegun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepati janjinya. “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini langsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Ejekan Demi Ejekan Masih Harus Ia Terima Sumber Youtube Dongeng Kita Joko Kendil pun resmi menjadi suami Dewi Melati dan mereka hidup berbahagia. Namun kebahagiaannya selalu terganggu dengan ejekan dan cemoohan kedua kakaknya. “Lihat, suami Dewi Melati jalannya menggelinding seperti bola,” kata Dewi Kantil yang sengaja bicara dengan keras agar terdengar oleh adiknya. “Wajahnya jelek, tubuhnya aneh, Iebih tepat untuk tempat buang sampah saja,” sambung Dewi Mawar. Semua ejekan itu diterima dengan tabah dan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Artikel terkait Isi Cerita Rakyat Sulawesi dan Nilai Moralnya yang Bisa Diajarkan ke Anak Joko Kendil Menjadi Ksatria Sumber Youtube Dongeng Kita Pada suatu hari, raja mengadakan perlombaan ketangkasan dan keterampilan menggunakan senjata sambil berkuda. Seluruh keluarga kerajaan menyaksikan lomba itu. Akan tetapi Joko Kendil tidak terlihat di arena perlombaan karena sakit. Dewi Melati pun duduk sendirian. “Hore! Hore!” teriak para penonton membahana saat melihat para panglima dan pangeran dari berbagai negeri memperlihatkan keahliannya. Di tengah-tengah kemeriahan lomba ketangkasan, tiba-tiba penonton terpesona melihat kedatangan seorang ksatria tampan dan gagah perkasa yang sedang memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang gemerlapan dan naik kuda tunggangan yang gagah perkasa pula. Dewi Kantil dan Dewi Mawar Iangsung terpesona hatinya dan berusaha menarik perhatian pangeran itu. Mata mereka melirik Dewi Melati yang duduk termangu sendirian. “Hanya kita yang pantas bersanding dengan Pangeran tampan itu. Lihat, adik kita sedang termenung memikirkan kendil pujaannya,” ejek Dewi Mawar sambil mencibir ke arah Dewi Melati. Karena tak tahan menerima ejekan kedua kakaknya maka Dewi Melati pun meninggalkan arena perlombaan dan lari ke kamarnya. Artikel terkait Legenda Asal-Usul Selat Bali, Simak Pesan Moralnya Untuk Anak-Anak Perubahan Joko Kendil yang Tak Terduga Sumber Youtube Dongeng Kita Ketika masuk kamar, Dewi Melati tidak melihat suaminya yang terbaring sakit, melainkan hanya melihat sebuah kendil yang kosong. “Kendil ini yang membuatku selalu dihina sehingga membuatku sedih. Lebih baik kuhancurkan saja!” teriak Dewi Melati sambil menghempaskan kendil itu ke lantai sampai hancur berkeping-keping. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba. “Siapa kamu, mengapa ada di kamarku?” tanya Dewi Melati terkejut. “Akulah Joko Kendil suamimu,” ucap sang Pangeran. Sumber Youtube Dongeng Kita Sang Pangeran pun menceritakan bahwa tubuhnya yang berbentuk kendil itu adalah kehendak Dewata. Tubuhnya akan kembali seperti semula apabila ada seorang puteri raja yang tulus bersedia menikah dengannya. Dewi Melati begitu takjub mendengar cerita itu dan Iangsung memeluk suaminya dengan bahagia. Kejadian itu membuat Dewi Kantil dan Dewi Mawar malu sekaligus iri atas keberuntungan adiknya. Pesan Moral dari Dongeng Joko Kendil Pesan dan makna dari cerita legenda Joko Kendil ini adalah jangan melihat seseorang hanya dari luar dan penampilannya saja, karena yang baik rupa belum tentu baik dan yang buruk belum tentu seburuk yang dilihat. Itulah kisah menarik mengenai dongeng Joko Kendil yang sarat akan pesan moral. Selamat menceritakannya pada si kecil, ya, Parents! *** Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Misalnyadongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil dan lain-lain. 3. Lelucon atau Anekdot - Merupakan dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi pendengarnya. KATA warahan sendiri berasal dari kata wakhea yang dalam bahasa Lampung berarti cerita, dan akhah yang berarti maksud. Imas Komariah pada orang Jawa, kedua pembacaan sastra disertai
Solo - Sosok Joko Kendil belakangan ini viral di media sosial karena naik mobil patroli polisi di Lasem. Pria yang viral dijuluki musafir ini disebut telah berkelana sejak 2001 dengan berjalan detikJateng, Joko Kendil berasal dari Desa Menduran, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Joko Kendil memiliki nama asli Darno, namun dikenal warga dengan sapaan Mbah Joko Kendil, Jumiati 42, menyebut adiknya itu merupakan sosok yang sering bergelut di masjid. Sudah dua tahun ini Joko Kendil tidak pulang ke rumahnya di Grobogan. "Dulunya adik saya ini merupakan sosok yang hidupnya selalu bergelut di masjid. Menjadi tukang kebersihan atau apapun kegiatannya di masjid. Tapi sejak kesurupan dan dikenal sebagai Mbah Kusenan, adik saya ini sering tidur di makam. Tidurnya pun pindah-pindah dan ayah membujuk untuk pulang tapi adik saya nggak mau," ujar Jumiati saat ditemui detikJateng pada 12 Oktober 2022 mengungkap adiknya itu pernah menikah dua kali. Istri pertama pisah dan memiliki seorang anak. Dia lalu pergi merantau ke Solo dan memiliki istri Kendil sempat pulang ke kampung halamannya dan pamit untuk melanjutkan lakon sekaligus bekerja. Sudah dua tahun terakhir, Joko Kendil tidak pulang ke kampung halamannya di pun mengetahui kabar Joko Kendil dari media sosial. Mereka juga baru tahu jika Darno kini mendapat julukan Joko Kendil."Saya senang mendengar kabar itu karena sudah dua tahun sejak Corona tidak melihat dan dapat kabar anak saya sehat. Alhamdulillah," ujar ayah Joko Kendil, Slamet dalam Bahasa ini sosok Joko Kendil viral lagi di media sosial. Sebab, pria yang suka berkelana dengan berjalan kaki itu menumpang mobil polisi di heboh dan menyangka Joko Kendil kena tilang. Hingga akhirnya Kapolsek Lasem buka kisah selengkapnya tentang Joko Kendil di detikJateng lewat tautan di bawah iniHeboh Joko Kendil Naik Mobil Patroli Polisi Disebut Kena TilangGeger Joko Kendil Disebut Kena Tilang Begini Penjelasan Polsek LasemProfil Joko Kendil Musafir Asal Grobogan yang Viral di MedsosPesan Joko Kendil Saat Dibawa Polisi ke Mapolsek LasemFakta Soal Joko Kendil Musafir Asal Grobogan yang Sering Viral di MedsosKapolsek Lasem Ungkap Pesan Joko Kendil Akeh Solawat, Turu Sore DihindariJoko Kendil Mau ke Madura Usai Singgah di Polsek LasemCerita Keluarga Soal Awal Mula Joko Kendil Berkelana Simak Video "Heboh Joko Kendil Musafir Asal Grobogan Naik Mobil Polisi" [GambasVideo 20detik] ams/sip
JOKOKENDIL HANDOYONINGRAT. JOKO KENDIL HANDOYONINGRAT. Klaten. JEPRETAN. berasal dari Palestina. Datang di Jawa pada tahun 1436 M. Menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat tahun 1435 M. Sidang walisongo yang kedua ini diadakan di Ampel Surabaya. Beliau pula yang pertama kali menciptakan Huruf Pegon atau Tulisan Arab
Cerita Joko Kendil merupakan cerita rakyat yang berasal dari Jawa ini secara turun temurun dari mulut ke mulut selalu diceritakan sebagai pengingat kita untuk selalu berbuat baik dan menjadi orang masuk ke cerita, tahukah kalian apa itu kendil?Kendil merupakan alat memasak serupa panici namun terbuat dari untuk memasak nasi dan bentuknya ini saat ini mungkin sudah jarang terlihat di dapur, sebab sekarang kendil sudah digantikan dengan panci yang terbuat dari mengapa cerita Joko Kendil diberi nama seperti itu? Hal ini dikaitkan dengan bentuk kepalanya yang menyerupai cerita Joko Kendil yang ada dibawah Joko Kendil dari Jawa TengahPada zaman dahulu, di daerah Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan besar, nama kerajaan tersebut adalah Kerajaan besar ini dihuni oleh Raja Asmawikana sebagai orang yang berkuasa saat Raja, terdapat juga Ratu Prameswari sebagai disayangkan Raja Asmawikana yang terkenal ramah dan dermawan itu memiliki selir yang berperangai buruk yaitu Dewi seringkali cemburu terhadap permaisuri suatu Ketika permaisuri hendak Dursilawati sengaja menebar minyak di depan pintu kamar permaisuri yang sedang hamil muda sehingga permaisuri yang diinginkan oleh Dewi Dursilawati yaitu agar kandungan permaisuri gugur, permaisuri mengalami tabib kerajaan untuk membantu memulihkan Kesehatan ini memang sangatlah licik dan dengki, ia tidak ingin anak dari Rahim permaisuri lahir sebagai penerus yang diinginkannya anak dari rahim dialah yang akan mewarisi dan permaisuri sangat sedih harus kehilangan calon warga kerajaan terus menghibur mereka hingga mereka bangkit dan permaisuri kembali lagi – lagi Selir Dewi Dursilawati merencanakan niat jahat saat mendengar Permaisuri kembali ini sengaja memasukkan racun ke dalam minuman milik Permaisuri sehingga permaisuri merasakan sakit perut yang luar kembali tabib kerajaan untuk mengecek kondisi kandungan lagi – lagi calon bayi tersebut tidak dapat sudah ke dua kalinya mereka kehilangan calon permaisuri semakin kesedihan istrinya, Raja segera mencari sumber masalah yang menyebabkan istrinya selalu sang Raja menyelidiki sendiri siapa itu, Raja juga memerintahkan beberapa dayang dan pengawal untuk menjaga ketat Raja berpamitan ke Permaisuri untuk bersemedi di sebuah permaisuri merasa keberatan, namun Raja terus memaksa diijinkan dengan alasan agar segera mendapatkan momongan dengan Raja menyamar menjadi rakyat jelata demi mengetahui siapa dalang penyebab keguguran kandungan suatu pagi, raja menyamar menjadi petani dan memasuki pasar yang saat itu ramai sekali oleh sana, Raja melihat sang istri ditemani dayang sedang memilih bahan – bahan untuk membuat jamu kesuburan hati Raja sangat bersedih melihat upaya permaisurinya yang ingin segera memiliki tidak mungkin jika permaisuri sendiri yang ceroboh sehingga mengalami keguguran seperti yang dikatakan selir Dewi Dursilawati kepada Raja waktu pun segera berlalu sambal memanggul cangkul agar tidak ada yang mengira bahwa dirinya adalah tengah perjalanan menuju ladang, Raja mendapati selirnya sedang berbicara dengan sahabatnya di pinggir Raja mencoba mendengarkan pembicaraan tersebut secara benar dugaan raja, bahwa penyebab keguguran permaisurinya itu disebabkan oleh hal tersebut, akhirnya raja mengusir Dewi Dursilawati dari Dursilawati pun sangat marah dan bersumpah akan terus membuat hidup permaisuri sengsara dengan cara menggagalkan setiap saja, selang beberapa bulan Dewi Dursilawati diusir dari kerajaan kabar kehamilan permaisuri kembali terdengar oleh warga kelamaan kabar itu sampai di telinga Dewi karena ia sudah tidak berada di kerajaan ia terus mencari cara agar bayi yang dikandung permaisuri dukun sihir yang sangat jahat oleh Dewi meminta agar dukun tua itu mengutuk bayi yang sedang dikandung permaisuri menjadi cacat sehingga tak layak menjadi penerus dukun itu mengabulkan permintaan Dewi Dursilawati dan mengutuk bayi yang di dalam kandungan permaisuri memiliki rupa yang mirip dengan Dursilawati sangat puas dengan kerja dukun tersebut setelah mendengar kabar bayi itu lahir dengan bentuk kepala yang menyerupai Asmawikana dan permaisuri tetap menyayangi bayi tersebut sekalipun kondisinya bisa dibilang nama bayi tersebut dengan nama Joko bayi itu hari demi sebelum usia bayi itu menginjak seminggu penasehat kerajaan datang memberikan saran agar Joko Kendil dirawat orang kerajaan itu juga menunjuk mbok Rondho yang tinggal di sebrang untuk merawat Joko Kendil sebagai syarat agar Joko Kendil esok akan kembali dalam wujud ksatria yang kemudian menuruti nasihat tersebut dan memerintahkan dayang dan pengawal mengantar Joko Kendil ke mbok Rondho sangat senang diamanahi untuk merawat putra raja selain memiliki teman di rumah, ia juga diberi uang serta emas dari Rondho merawat Joko Kendil dengan baik seperti anak Joko Kendil menjadi lelaki yang suatu saat tiba di hari yang cerah, saat Joko Kendil dan mbok Rondho sedang bercocok tanam di rombongan dari istana sebrang hendak melakukan perjalanan menuju pinggir sungai yang terdapat air terjun yang sangat romobongan itu, terdapat putri cantik turut serta, Joko Kendil yang melihat kecantikan Putri ternyata jatuh cinta dan berniat di rumah, ia menyampaikan keinginannya meminang putri kepada mbok Rondho.“Nak, apa tida sebaiknya kamu urungkan saja niatmu itu? Sebab kamu memiliki rupa yang demikian dan berasal dari keluarga tak mampu, apakah mungkin putri Ngapunten akan menerimamu?”Mendengar perkataan ibunya, Joko Kendil membujuk untuk tetap dilamarkan putri mbok Rondho bertandang ke kerajaan dan menyampaikan perihal tersebut ke Raja dan menyutujuinya dan mengutus pengawal untuk menemani mbok Rondho melamar ke kerajaan putri ayahanda putri Ngapunten yang merupakan seorang raja telah bermimpi kejatuhan kendil tersebut menjelma menjadi ksatria yang gagah dan tampan dan menikahi karena itu saat mbok Rondho menyampaikan niatnya untuk melamar putrinya untuk Joko Kendil diterima dengan Kendil dan Putri Ngapunten menikah, digelarnya pesta penikahan mereka dengan tengah – tengah pesta tamu undangan seketika gaduh saat melihat suami putri ternyata sangat jelek dan kepalanya menyerupai kegaduhan itu, Joko Kendil turun dari panggung dan kembali lagi dengan tampilan berbeda menjadi kesatria yang tampan nan penggalan cerita Joko sekali pesan moral yang dapat kita petik dari cerita Joko Kendil kita selalu iri dan dengki hati, sehingga membuat kita melakukan hal yang sangat di tentang seperti membunuh bahkan hingga mengutuk orang yang tidak juga tidak boleh menghakimi seseorang hanya dari bentuk fisiknya kata pepatah “Don’t Judge the book by the cover“.Pesan moral lainnya yang bisa kita ambil sebagai orangtua adalah harus bisa menerima keadaan anak apapun kondisinya.
3gAk. 9wq2wngsei.pages.dev/1709wq2wngsei.pages.dev/4689wq2wngsei.pages.dev/279wq2wngsei.pages.dev/4089wq2wngsei.pages.dev/1589wq2wngsei.pages.dev/3959wq2wngsei.pages.dev/4149wq2wngsei.pages.dev/286
cerita joko kendil dalam bahasa jawa